Maraknya aksi terorisme seminggu terakhir ini yang potensial merusak citra Islam dan umat Islam Indonesia seharusnya mendorong ormas (organisasi kemasyarakatan) Islam seperti NU dan Muhammadiyah serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membentuk tim investigasi yang bertugas menyelidiki dan mengungkap fakta-fakta dari setiap aksi terorisme di Indonesia yang dikaitkan dengan Islam atau umat Islam Indonesia.
Pendapat ini dikemukan penggiat hukum sosial politik Raden Nuh kepada media, Kamis (1/4) di kawasan Kemang, Jakarta.
Menurut Raden, dengan eksistensi Tim Investigasi yang dimiliki oleh ormas Islam dan MUI, banyak pertanyaan dari masyarakat luas khususnya umat Islam terkait aksi-aksi terorisme di Indonesia dapat terjawab.
Aktivis senior yang juga advokat ini mengungkapkan, setiap kali aksi terorisme terjadi banyak ditemukan keganjilan atau kejanggalan yang menjadi pertanyaan umat, namun semua ini tidak mencuat ke permukaan.
“Umat Islam Indonesia hanya dapat menyaksikan, menemukan keganjilan dan bertanya-tanya, tetapi semua disimpan di dalam benak atau hati masing-masing. Kondisi seperti ini tidak sehat, seperti api dalam sekam” kata Raden Nuh, yang tercatat sebagai korban pertama kriminalisasi dari penyalahgunaan UU ITE pada tahun 2014 lalu.
Advokat yang dikenal luas selalu tajam dan akurat analisa politiknya ini menambahkan, mayoritas umat Islam Indonesia sudah cerdas, terutama dalam memahami aksi-aksi terorisme di Indonesia. Umat sekarang lebih kritis dan skeptis terhadap setiap aksi terorisme.
“Saya menilai diskursus yang ada seputar aksi terorisme saat ini tidak seimbang. Jika dibiarkan, akan mendorong publik menjadi apatis pada isu-isu besar. Tim investasi dari ormas Islam dan MUI akan dapat menjadi penyeimbang sekaligus mengakomodir aspirasi umat” jelas Raden.
Dari berbagai media yang meliput dan menurunkan berita seputar aksi terorisme, memang tidak terlihat ada informasi hasil pakar atau dari hasil investigasi yang independen.