Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMM) Erick Thohir kembali mengingatkan kepada perusahaan BUMN, termasuk PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk terus melakukan transformasi bisnis dan inovasi di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19 dan tingkat kompetisi yang tinggi.
“Telkom juga sama [mesti inovasi], sejak awal saya cukup keras kepada Telkom, dan dengan transformasi yang ada di Telkom sekarang bagaimana valuasi saham di Telkom sudah sangat bagus, rebound,” kata Erick dalam Indonesia Digital Conference 2020, yang digelar virtual, Rabu (16/12/2020).
Erick benar bahwa saham Telkom alias TLKM sudah rebound. Data perdagangan BEI mencatat, pada penutupan sesi I, Rabu ini, saham TLKM naik 4,35% di level Rp 3.600/saham. Dalam 3 bulan terakhir, saham induk Telkomsel ini bahkan melesat 33,33% dengan kapitalisasi pasar Rp 356,62 triliun.
Dia menjelaskan, saat ini dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan oleh swasta, melainkan juga perusahaan BUMN.
Bahkan 90% di antaranya terdampak, hanya sektor telekomunikasi dan bank-bank anggota Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) yang dalam posisi bisa tumbuh berkelanjutan.
“90 persen BUMN terdampak, hanya telekomunikasi atau Himara yang dalam posisi sustain, tapi mayoritas dalam kondisi yang sangat berat, seperti kereta api, airport, menurun jumlah penumpang. Kemudian travel ini akan sangat berpengaruh pada saat ini,” jelas Erick.
Sebab itu, perusahaan BUMN harus mengkaji ulang strategi bisnis ke depan, sehingga pada 2021 masuk dalam fase bertahan.
“Kita jaga bagaimana melindungi BUMN strategis dari dampak Covid. Pembentukan klasterisasi alhamdulillah sudah terjadi, yang tadinya 27 sekarang 12 klaster BUMN tapi supply chain [rantai pasokan] kita gabungkan,” kata Erick.
Dia mengatakan, yang terpenting juga saat ini adalah tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG) harus ditingkatkan.
Erick juga menekankan pentingnya para direksi memperhatikan 5 pilar BUMN, termasuk di antaranya mulai melakukan kerja sama dengan kampus-kampus dalam hal riset dan pengembangan (research and development/R&D).
“Saya hanya menekankan, karena saya tahu di sini [forum Indonesia Digital] juga banyak direksi BUMN yang hadir, sejak awal sebelum Covid terjadi, kita udah sosialisasi pada seluruh direksi, ini 5 pilar BUMN.”
“Salah satunya yang saya tekankan lebih awal, bagaimana kepemimpinan teknologi inovasi ini merupakan kunci ke depan. Kita sangat agresif sekarang, kita melakukan kerja sama dan membangun infrastruktur dan bisnis model yang bisa ke arah friendly kepada digital, apakah big data, Artificial Intelligence (kecerdasan buatan], EV Battery [baterai listrik].”
Sebelumnya Telkom mulai agresif berinvestasi, salah satunya di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek yang dilakukan untuk membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkesinambungan.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah menegaskan Telkom menyambut baik dan mendukung kolaborasi lintas sektor antara Gojek dan Telkomsel.
“Kami meyakini kolaborasi dengan Gojek ini akan memberikan potensi nilai tambah yang besar dilakukan jika dengan Telkomsel, terutama untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Telkomsel dalam mengembangkan bisnis layanan digital, seiring roadmap transformasi yang sedang dijalankan TelkomGroup untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia,” katanya.
Saat itu, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan bahwa nilai investasi Telkomsel di Gojek mencapai US$ 150 juta (Rp 2,17 triliun, asumsi kurs Rp 14.500/US$).